Abstract

Tulisan ini melukiskan beberapa kecemasan yang menimpa pelukis Aceh, A.D. Pirous dan publik yang dibayangkannya, menjelang pameran besar - yang dimaksudkan sebagai sebuah retrospeksi - pada bulan Maret 2002, di Galeri Nasional, Jakarta. Kecemasan ini berakar dalam beragam bahasa, ortografi dan wacana yang belum baku. Keadaan 'goyah' ini tampak ketika 'Kesenian Islam Indonesia Kontemporer' dipertunjukkan, dipromosikan, dan didiskusikan secara publik. Ini semua berpuncak pada dorongan akan sensor terhadap diri sendiri dan pada berbagai perubahan yang dilakukan pada menit terakhir pada lukisan-lukisan,katalog, dan kaos oblong untuk promosi, dan pada catatan-catatan etnografis yang disusun penulis, tentang karier pelukis. Jelas bahwa perilaku seperti ini merupakan bahagian budaya politik yang memungkinkan bertemunya Islam, Indonesia, Arab, Aceh dan seni itu sendiri dalam publik kesenian Islam kontemporer di Jakarta, dan sekaligus juga menjadi respons terhadap negara dan terhadap kekerasan gerakan separatis di Aceh. Dalam semua ini akan tampak jangkauan global dari kebudayaan visual Islam dan sirkulasinya dalam dan melalui bahasa publik negara Indonesia.

Details

Title
Unsur[e] Kaligrafi: On Aceh, Islamic Art, and the Terrain of Indonesian Multiculturalism
Author
George, Kenneth M
Section
Article
Publication year
2004
Publication date
2004
Publisher
Universitas Indonesia
ISSN
1693167X
Source type
Scholarly Journal
Language of publication
English; Indonesian
ProQuest document ID
2461826249
Copyright
© 2004. This work is licensed under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ (the “License”). Notwithstanding the ProQuest Terms and Conditions, you may use this content in accordance with the terms of the License.